Sunday, October 30, 2011

Pesan dan Do'a Ayah buatmu istri dan Anak kesayanganku...!!!


Jangan lupa sayang,,,!!!
Didik dan doakan anak kita agar dia bermanfaat buat Agama Allah...

Jadikan dia manusia yang Sangat dicintai Tuhannya diantara manusia yang dicintai...
Jadikan dia manusia yang Terhormat diantara manusia yang menghormati manusia lainnya...
Jadikan dia manusia yang Mulia diantara manusia yang dimuliakan tuhannya...
Jadikan dia manusia yang Sabar diantara manusia yang sabar...
Jadikan dia manusia yang Bersyukur diantara manusia yang pandai bersyukur...
Jadikan dia manusia yang Bertakwa diantara manusia yang bertanggung jawab atas amanah...
Jadikan dia manusia yang Penakut diantara manusia yang penakut terhadap tuhannya...
Jadikan dia manusia yang Berani diantara manusia yang berani terhadap musuh tuhannya...
Jadikan dia manusia yang Mu'min/mu'minah diantara manusia yang beriman kepada tuhannya...
Jadikan dia manusia yang Hakim diantara manusia yang bijaksana terhadap kehidupannya...
Jadikan dia manusia yang Faruq diantara manusia yang bijaksana terhadap lingkungannya...

Ya Allah swt Tuhan kami,,,jadikanlah istriku serta anak dan keturunanku sebagai penyejuk cahaya mataku dan jadikanlah mereka pemimpin dan pemuka diantara orang-orang yang bertakwa kepada-Mu...

Saturday, October 29, 2011

Muhammad Rafiq Abdul Hakim Al Faruq


Arafik & Triningsih
Mu'minatuzzahroh Ar Rofi'ah
Muhammad Rafiq Abdul Hakim Al Faruq

Friday, October 28, 2011

Uang Sebagai Fitnah dan Ujian Kehidupan

Uang dalam kehidupan kadang seperti selimut di saat malam. Harus tebal dan cukup menghangatkan seluruh tubuh dari terpaan dinginnya malam. Tapi, berhati-hatilah. Karena selimut yang kurang bersih bisa menjadi penghubung antara kutu-kutu jahat dengan tubuh si pengguna. Dari mana pun mulainya, perjalanan hidup memang tak akan pernah lepas dari cobaan. Bentuknya tidak seperti yang disadari banyak orang: derita, sedih, dan sejenisnya. Karena sesuatu yang menyenangkan pun ujian. Di antara yang menyenangkan itu adalah uang atau harta. Dan justru, inilah ujian berat yang tidak banyak orang bisa mulus melalui lubang gelapnya. Itulah yang dimaksud Sayyid Quthb dalam tafsir Azh-Zhilal ketika mengomentari surah Al-Anbiya ayat 35. Firman Allah swt., “…Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Menurut beliau, sangat biasa jika memahami penderitaan, kemiskinan, musibah sebagai ujian dari Allah swt. Biasa. Hampir semua orang memahami itu. Tapi, sangat berbeda dengan urusan yang enak seperti uang dan harta. Kesan ujian seolah sirna. Justru orang menganggap, simbol kemuliaan dari Allah buat seorang hamba di antaranya melalui uang yang banyak. Sebaliknya, kehinaan buat mereka yang tak mampu meraih kemegahan uang dan harta. Kecenderungan itu memang sudah diungkap Alquran. Dalam surah Al-Fajr ayat 15 dan 16, Allah swt. berfirman, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku memuliakanku.’ Ada pun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku.” Itu jika uang atau harta sudah di tangan. Akan lebih berat lagi jika persoalan uang masih milik bersama. Setidaknya, uang orang lain yang dititipkan atau sebagiannya akan jadi milik sendiri. Saat itulah, pertarungan antara idealita dan realita hidup menjadi kian tak terkendali. Surah Al-Anfal sepertinya menarik dijadikan pelajaran. Gambaran seputar konflik perang Badar ini justru diawali dengan persoalan harta. Bukan pada perintah perang, bukan pada bagaimana pertolongan Allah dalam perang, bukan pada gambaran keberanian para sahabat. Tapi justru pada masalah uang. Seorang ulama mengatakan, pertanyaan soal jatah uang pembagian seperti di awal surah Al-Anfal inilah yang akan menjadi pengulangan dari masa ke masa. Terus menerus, sejalan dengan dinamika aktivitas umat Islam di mana pun berada. Inilah fitnah besar yang tak kunjung usai. Dari situ bermula seribu satu fitnah. Seorang pemimpin bisa hancur pamornya karena isu amanah uang. Sebuah organisasi bisa pecah-pecah juga karena terjebak pada soal jatah uang. Bahkan, seorang ulama pun tak luput dari pertanyaan masalah uang. Pelajaran generasi sebelum Rasulullah saw. adalah sisi lain yang sangat berharga dijadikan renungan. Sejarah mencatat, tak sedikit orang-orang terpilih yang akhirnya tersungkur hanya pada persoalan jatah uang. Di antara mereka ada seorang rahib yang bernama Bal’am Ba’ura. Hamba Allah yang doanya nyaris tak pernah tertolak ini pun akhirnya tenggelam bersama kedekatannya dengan Firaun. Sepertinya, para penguasa seperti Firaun paham betul titik lemah seorang tokoh seperti Bal’am. Yaitu, uang. Dari titik inilah, sendi-sendi kekuatan lain bisa melemah. Rasulullah saw. berpesan, “Sesungguhnya fitnah kekayaan itu lebih aku takuti atas kalian daripada fitnah kemiskinan. Kalian telah mendapati fitnah kemiskinan dan kalian sabar, sedangkan (fitnah) dunia ini terasa manis dan menyenangkan .” (Alhadits) Persoalan uang pula yang pernah merusak kehidupan para pendeta di masa setelah Nabi Isa a.s. Karena uang, mereka tega menjual hukum Alkitab menurut selera penguasa. Hukum Alkitab pun diperlakukan seperti mainan bongkar pasang. Hal itulah yang disampaikan Alquran dalam surah At-Taubah ayat 34. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan cara yang batil….” Menariknya, ayat ini didahului dengan sapaan ‘hai orang-orang yang beriman’. Kenapa? Ada hubungan apa antara sapaan buat orang yang beriman dengan sebuah fakta kebobrokan pendeta dan rahib dalam masalah uang. Padahal biasanya, sapaan ‘hai orang-orang yang beriman’ selalu diiringi dengan perintah dari Allah swt. Kenapa ini cuma informasi. Seorang ulama mengatakan, sapaan itu menandakan sebuah peringatan. Bahwa, penyelewengan rahib dan pendeta di kalangan Yahudi dan Nasrani pada soal uang; tidak tertutup kemungkinan akan terjadi di kalangan orang-orang beriman. Hal itulah yang menjadi komitmen seorang tabiin yang bernama Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab. Cucu Umar bin Khaththab ini pernah ditawari hadiah oleh Khalifah Al-Manshur. Saat itu, beliau sedang thawaf di masjidil Haram. “Apa yang bisa kuberikan untukmu, wahai guru umat?” tanya Khalifah sambil ikut Thawaf. Dengan ringan Salim mengatakan, “Bagaimana mungkin aku meminta hadiah kepadamu, padahal aku sedang bertamu di rumah Allah!” Dan Khalifah pun diam. Ia menunggu hingga Salim selesai beribadah haji. Setelah selesai, Khalifah menghampiri lagi. “Apa yang bisa kuberikan untukmu, wahai guru umat?” tanya Khalifah begitu hormat. Dengan ringan pula, Salim menjawab, “Bagaimana mungkin aku memohon sesuatu padamu, sementara kepada Pemiliknya saja aku tak meminta!” Dan Khalifah pun terdiam. Uang dan harta memang seperti selimut sebagai penghangat dinginnya malam kehidupan. Tapi, berhati-hatilah. Karena tidak sedikit musuh yang justru menyusup dari balik ketebalan dan kehangatan itu.

Saturday, June 4, 2011

Keluarga Sakinah ditinjau dari Perspektif Hukum Islam



Makna Keluarga Sakinah

Membangun rumah tangga yang sakiinah yaitu yang damai, tentram, penuh keharmonisan dan kebahagiaan bagi semua pihak.
Membentuk Keluarga Sakinah
dimulai dengan niat yang baik (motivasi dunia atau akhirat?)
- Hadits “Wanita dinbikahi karena empat perkara : karena harta, nasab, kecantikan, agama. Pilihlah karena agamanya, tentu kau beruntung”
- Niat menentukan pola rumah tangga: Islami, materialis, hedonis, formalis.
Cara yang baik
- Taaruf : selidiki dari orang yang dipercaya, mengenali tanpa menodai, tak ada kebohongan.
- Pinangan : tidak boleh meminang di atas pinangan orang lain.
- Pernikahan: memenuhi rukun dan syarat
tahu hak dan kewajiban suami istri

Beberapa Ketentuan Syara’ tentang pernikahan

Rukun Nikah
Sighat ijab Qabul
Wali
saksi
Syarat sah Nikah
halalnya wanita yang akan dinikahi
Adanya kesaksian terhadap pernikahan

Mahar
-Adalah hak istri. Sebaik-baik wanita adalah yang paling mudah maharnya
- tidak ada batasan besar kecilnya sesuai kerelaan istri.
- harus disebutkan dalam aqad
- berfungsi sebagai lambang tanggung jawab suami
-adanya dukhul (hubungan suami istri) jadi syarat wajib dibayarkannya mahar
-rasulullah memberi mahar istri-istri beliau sebesar dua belas setengah uqiyah ( 1 Uqiyah = 40 dirham. 12 uqiyah = 480 dirham)

Wanita yang haram dinikahi
yang dilarang selamanya karena jalur nasab (Mahram Muabbadah)
yaitu : ibu,nenek, anak, saudara permpuan, bibi, keponakan, ibu istri (mertua).Termasuk juga ibu susuan dan saudara susuan. Anak tiri jika sudah bercampur dengan ibunya, istri dari anak (menantu permpuan), dan istri bapak (ibu tiri).

Wanita yang haram dinikahi dalam waktu tertentu (Mahram Muaqqatah/sementara)
saudara perempuan istri (ipar) sampai istri diceraikan dan menyelesaikan masa iddahnya, atau setelah istri meninggal dunia. QS AnNisa: 23 = diharamkan menghimpun dua orang permpuan bersaudara)
Bibi dari istri baik dari pihak ibu istri atau bapak istri.
Wanita yang bersuami sehingga diceraikan dan menyelesaikan masa iddah. QS An-Nisa 28
Wanita yang sedang dalam masa iddah baik karena bercerai atau suami meninggal. Juga haram melamar dalam masa iddah, kecuali pada iddah karena meninggal maka ada ulama membolehkan tetapi hanya dengar sindiran
Wanita yang dithalaq 3, QS Al-Baqarah 230
Wanita yang berzina.QS An-Nur: 3

Beberapa Nikah yang dilarang
Nikah Silang (Syihar)
Yaitu menikahkan anak gadisnya kepada seorang laki-laki dengan syarat orang tersebut juga menikahkan putri yang ia miliki dengannya.
Nikah Mut’ah
Yaitu nikah dengan batasan waktu tertentu (nikah sementara/kontrak)
Menikahi wanita dalam masa iddah
Nikah muhallil
Pernikahan wanita yang sudah dithalak 3 dengan laki-laki suruhan suami yang menthalaknya, dengan maksud untuk diceraikan kembali, sehingga suami pertama bisa menikahinya lagi.
e. nikah orang yang sedang menjalankan ihram haji/umrah.

Hak dan kewajiban

Hak dan kewajiban istri
Berhak mendapat nafkah lahir batin, wajib taat suami dalam kebaikan, melayani suami.

Hak dan kewajiban suami
Wajib memberi nafkah lahir batin, membimbing dan mendidik istri, menjadi pimpinan yang bijak, berhak ditaati dan dilayani istri.

Hak dan kewajiban bersama
- Hak dan kewajiban dalam hubungan biologis. Hadits-hadits tentang berhubungan: jangan mendatangi istri seperti binatang, jangan cepat-cepat meninggalkan istri.
- Hak dan kewajiban dalam menentukan keinginan memiliki anak. Lihat hadits tentang azal
- Hak dan kewajiban dalam mendidik anak dan mendapat kepatuhan ketaatan anak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk keluarga Sakinah
1.’Asyiruhunna bil ma’ruf (Menggauli istri dengan baik)
- pola komunikasi : terbuka, dialog, saling memanggil mesra
- nafkah lahir : sandang, pangan, papan
- nafkah batin : hubungan badan, perlindungan, pengayoman
2. Amar Ma’mur nahi Munkar
- saling mengingatkan
- introspeksi
- mengakui kesalahan dan maaf
3. pernikahan adalah sebuah kompromi
- tidak kaku dalam menerapkan hak dan kewajiban
- bekerjasama dan bukan saling mengandalkan

Memperbaharui cinta
Cinta adalah perasan yang tumbuh di dalam hati. Dan hati itu sifatnya tidak tetap, bisa berbolak-balik dengan adanya perubahan kondisi dan berbagai pengaruh. Maka cinta perlu dipupuk, dipelihara dan ditumbuhsuburkan. Caranya?

1. Cintai Allah dan Rasul.
Mencintai Yang Maha Cinta, akan membawa ketenangan jiwa dan jauh dari nafsu syaitan yang menyesatkan. Cinta Allah akan mendatangkan rasa syukur sehingga masing-masing pasangan akan mapu melihat kelebihan masing-masing dan memahami kekurangan masing-masing.
2. Memahami apa yang diminati atau disenangi pasangan.kenali karakter pasangan.
3. Menyediakan waktu khusus bersama-sama
4. berikan kejutan-kejutan kecil, hadiah, perhatian khususnya pada hari-hari spesial.
5.berempati dan bertolak angsur bersama.

Keluarga Sakinah perspektif Hukum Islam

Thursday, August 12, 2010

Buatmu Anakku...!!!



Buatmu Sayang...!!!
begitulah adanya kamu tercipta anakku. Kamu adalah rahasia alam dari protein yang hidup dalam testisku, menyembur keluar dalam gegap gempita sukacita, yang berenang seperti seekor ikan pari dan membuahi telur dalam perut Ibumu.
Hanya kamu yang selamat dari ribuan kecebong sperma saudaramu. Hanya kamu yang berhasil melewati lorong-lorong sempit dengan racun basa yang mematikan dalam falopi Ibumu.
Kamu adalah keajaiban.
Kamu terlahir anakku, dari sukacita yang mendalam. Kamu bukanlah Karna yang dibuang oleh Kunti dalam riak sungai Yamuna. Yang tidak pernah mendapat pengakuan, bahkan sejak udara pertama melewati parunya. Seorang Resi bernama Druwarsa waktu itu bahkan telah membantu si Kunti melahirkan Karna lewat telinga, hanya karena Kunti lebih menghargai kesucian selaput diantara selangkangannya daripada sesosok kehidupan bernama Karna.
Ketika kamu masih dalam rahim Ibumu, tahukah kamu nak akan kegundahan hatiku ?
Cintaku kepada Ibumu tulus anakku. Bukan seperti birahi Arjuna yang memanfaatkan ketakutan Anggraini dikejar raksana di Rimba Kamiaka. Bahkan melebihi epos Rama dan Sinta. Bukankah Rama meragukan kesucian Sinta ketika justru ia berhasil merebutnya dari sekapan Rahwana ??
Aku susah sekali mencari padanannya. Bukankah tidak ada cinta kasih yang melegenda dengan happy ending ? Bukankah Juliet menengguk racun kematian untuk bersatu dengan Romeo ? Bukankah Eng Tay menjemput ajal untuk menemui Sam Pek ??
Aku tidak tahu apakah arti cinta itu. Tapi aku berkata kepadamu ; kelak, suatu saat nanti, seluruh pengetahuan yang kamu miliki tidak akan pernah bisa menterjemahkan cinta dalam bahasa kata-kata. Tapi tubuhmu, otakmu dan hatimu akan merasakan cinta yang sesungguhnya.
Anakku, aku bersyukur karena bisa mendampingi Ibumu ketika melahirkan engkau. Memegangi kedua tangannya, menghiburnya, membuatnya tertawa – meski tidak bisa – untuk menjauhkan semua perhatian dari sakit diperutnya. Aku tahu bahwa yang aku lakukan tidak akan berpengaruh apapun untuk memperingan sakitnya, tapi setidaknya, semoga, Ibumu terhibur dan sejenak melupakan apa yang tengah dia alami.
Dia perempuan yang hebat. Delapan jam yang melelahkan dan tak satupun air mata keluar dari wajahnya. Aku iri padanya. Sekarang aku tahu, Tuhan telah menyatukan kami supaya aku belajar padanya untuk menghadapi sulitnya kehidupan dengan tabah
Ibumu adalah tulang rusuk yang kuat. Yang tak retak ketika dibenturkan ke karang dan yang tak hancur digilas bebatuan. Apakah dia berasal dari igaku yang rapuh ?
Anakku, ketika kamu masih melayang dalam ketuban ibumu, dengarkah engkau akan suaraku ? sampaikah ciumanku lewat perut Ibumu kepadamu ? hanya dinding kulit tipis yang memisahkan kita, tapi hatiku sudah rindu untuk menimangmu.
Menendanglah dengan kuat, karena kami berdua menantikan itu. Jangan sungkan untuk menggeliat, karena kami berdua menantikan itu.
Ibumu telah menebus karma terbesar dalam kehidupannya dengan melahirkanmu. Meregang nyawa antara hidup dan mati. Terjaga dalam ambang kesadaran. Merasakan kesakitan terbesar dalam sejarah kehidupannya. Cukupkah aku memberikan cinta untuk meringankan deritanya ??? Tidak ! Tapi ia mempunyai banyak cinta untuk melahirkanmu kedunia.
Suatu saat nanti anakku, pesanku padamu ; ucapkanlah terimakasih kepada Ibumu atas semua perjuangan yang telah ia lakukan.
Dan tahukah kamu anakku, karma yang Tuhan berikan kepadaku ? meninggalkan kalian berdua – dua orang yang paling aku cintai, untuk bekerja. Membayangkan wajah kecilmu disela-sela rutinitas harianku. Membayangkan betapa sibuknya kalian berdua mengisi hari ini, sementara aku disini menatap rindu foto bayimu.
Barangkali memang tidak seimbang dengan perngorbanan yang telah ibumu berikan, akupun sering bertanya demikian kepada alam. Tetapi seandainya saja aku bisa mengambil sebagian dari apa yang Ibumu derita, aku akan melakukannya, anakku.
Kami berdua sering melamunkan wajah mungilmu Dan mengkhayalkan bentukmu nantinya. Barangkali engkau akan mewarisi alis ibumu, atau mungkin mulut milikku. Namun diluar itu, sesungguhnya kamu adalah bentuk yang baru. Kami berdua hanyalah orang yang beruntung karena Sang pemberi kehidupan telah mempercayakan ciptaannya yang indah – yaitu kamu – kepada kami.
Anakku, kalau kamu sudah dewasa dan memiliki kehidupanmu sendiri, mungkin kamu akan mulai melupakanku, tetapi satu pintaku; Jangan Lupakan Ibumu !
Untuk setiap tetes air kehidupan yang mengalir dari dada Ibumu, – yang engkau hisap dari mulut kecilmu, untuk setiap detik waktu yang ia sisihkan untuk menenangkanmu saat terjaga ditengah malam, atau untuk setiap kasih sayang yang ia berikan saat menyuapimu, aku mohon jangan lupakan dia. Aku tahu ibumu tak akan meminta apa-apa daripadamu, ia mencintaimu lebih daripada siapapun di dunia ini, permintaan ini tulus datang dari aku, ayahmu.
Suatu saat nanti, kamu akan belajar anakku. Bahwa kehidupan sesungguhnya tidak pernah berpihak kepada siapapun. Namun aku bersyukur karena kehidupan telah begitu bermurah hati memberiku kesempatan untuk melihatmu lahir kedunia
Terkadang aku iri kepada kalian, kepada ibumu yang dengan mudah meninabobokkanmu ketika rewel, yang hanya dengan suara merdu ibumu dapat membuatmu terlelap, seandainya aku bisa … tapi tahukah kamu, betapa bangganya diriku ketika suatu saat kamu terlelap dalam pengkuanku ??
Kuceritakan kepadamu mengenai tiga buah rahasia kebahagiaan dalam hidupku yang membuatku lengkap menjadi seorang ayah :
Kebahagiaan pertama ; ketika aku dan ibumu menikah.
Memulai kehidupan bersama dalam kesederhanaan berumah tangga. Apa yang kami miliki ? tidak ada, selain Cinta. Bagimu mungkin terlalu klise aku berkata demikian, tapi untuk setiap cinta yang aku lalui dengan ibumu, masing-masing mempunyai makna mendalam. Ibumu seperti pegangan dalam hidupku. Ia menjadi air yang dingin ketika emosiku meledak, dan ia menjadi suluh ketika aku berada dalam kegelapan. Dan ia memberikan sukacita yang mendalam ketika memberikan kamu, anakku – satu hal yang hingga kapanpun tak akan dapat aku berikan gantinya hingga ajalku nanti.
Kebahagiaan kedua ; ketika kamu lahir kedunia.
Apakah yang dapat aku sangkal tentang ini ? kukatakan kepada semua orang bahwa malam itu tanggal empat September dua ribu satu pukul sebelas malam lebih empat menit kamu telah lahir ke dunia. Dalam guyuran keringat dan jeritan tertahan ibumu, aku tahu, kalau engkaupun berjuang saat itu untuk keluar dari rahim yang sudah tidak mampu lagi memuat tubuhmu. Kamu adalah keajaiban. Tubuhmu begitu kecil, terbungkus dalam lendir ketuban. Tangismu memecah kesunyian malam. Dan Ibumu, tahukah kamu apakah yang dia rasakan ? Ia melupakan semua kelelahan setelah berjuang lebih dari delapan jam untuk melahirkanmu. Ia tersenyum bahagia untukmu. Dan ia juga tersenyum bahagia untukku.
Kebahagiaan ketiga ; ketika melihatmu dewasa nanti, memiliki seseorang yang istri mencintaimu, dan menjadi seorang ayah seperti aku. Sungguh, saat itu aku akan tersenyum kepada diriku dan kukatakan terimakasih kepada Tuhan yang sebesar-besarnya karena Dia telah memberiku yang terbaik.
Dalam beberapa hal kami kadang memang berselisih paham, dan dia akan diam – aku menyesal telah memberi contoh yang jelek kepadanya dengan diam ketika marah – namun aku selalu rindu akan suaranya. Aku mencarinya ke setiap sudut rumah kita, sampai akhirnya ia memulai berbicara, “mencari apa ?!” dan aku katakan dengan senang aku telah menemukan suara Ibumu yang merdu.
Ketika umurmu menjelang dewasa nanti, kamu akan sadar betapa singkatnya hidup ini betapa tidak adilnya Tuhan memberi waktu yang pendek tanpa memberi kesempatan kepada kita untuk berterimakasih kepada orang-orang yang telah mencintai kita.
Karena itu, pesanku; nikmatilah semua masa-mu dengan sukacita. Sebab ketika kamu memutuskan mempunyai anak nanti, tugasmu adalah menyiapkan jalan kebahagiaan untuknya. Jangan takut untuk menjadi seorang ayah, karena kamu dilahirkan untuk jadi itu. Dan jangan ragu-ragu akan kehidupanmu, karena Sang Pembuat Kehidupan selalu mempunyai rencana yang terbaik untukmu.
Akhirnya anakku, doakan kami, ayah dan ibumu, melalui bahasa dan kata -katamu yang masih sederhana kepada Sang Pembuat Kehidupan, supaya kami selalu dapat mendampingimu dan memberikan kehidupan yang layak untukmu. Biarkan peluh dan keringat kami berharga untukmu.
Sekarang, tidurlah. Bersandarlah didadaku. Biarkan telingamu mendengarkan degup jantungku. Dan biarkan otakmu merangkai nada itu menjadi musik Mozart buaian tidurmu. Biarkan bau tubuhku menjadi aroma Lavender yang menenangkan syarafmu, dan biarkan ….. ah, engkau sudah tertidur rupanya.
Kepada
anak dan istriku – dua orang yang aku cintai.